Militer Filipina Diperintahkan Perang Habis-habisan Lawan Abu Sayyaf - Radar Militer

28 April 2016

Militer Filipina Diperintahkan Perang Habis-habisan Lawan Abu Sayyaf

Presiden Filipina, Benigno Aquino III
Presiden Filipina, Benigno Aquino III

Presiden Filipina, Benigno Aquino III, pada Rabu (27/4/2016) mengeluarkan perintah untuk militer Filipina agar melakukan perang habis-habisan melawan kelompok Abu Sayyaf.
Perintah itu dikeluarkan demi menyelamatkan para sandera yang ditawan Abu Sayyaf. Ada 14 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera sebuah kelompok yang diduga dari faksi Abu Sayyaf di Filipina selatan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media, Aquino mengatakan bahw dia memiliki kepercayaan penuh dan keyakinan terhadap Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) untuk melaksanakan operasi dan menyelamatkan para sandera.
”Sumber daya penuh negara sedang dibawa turun (untuk melawan) Abu Sayyaf Group (ASG). Tujuan utama kami adalah untuk menyelamatkan para sandera dan menjamin keamanan penduduk sipil kita,” bunyi pernyataan Presiden Filipina.
“Kami akan meninggalkan taktik ‘no stone unturned’ dan belajar di setiap instrumen, baik militer dan hukum, untuk memastikan keberhasilan di daerah operasi kami dan di mana saja yang diperlukan,” lanjut pernyataan Aquino.
”Kami telah membuktikan sebelumnya bahwa kami akan memilih perang habis-habisan demi keadilan. Kami selalu percaya pada kekuatan dialog. Tapi kami akan selalu bertindak pada posisi yang kuat. Jadi, dengan ASG, dan siapa pun yang membantu mereka, Anda hanya memilih bahasa kekuatan, dan kami akan berbicara dengan Anda hanya dalam bahasa itu,” imbuh Aquino, seperti dikutip GMA.
Perintah Presiden Aquino ini muncul setelah Abu Sayyaf mengeksekusi sandera asal Kanada, John Ridsdel. Korban dipenggal pada Senin malam setelah uang tebusan 300 juta peso yang dituntut tidak dibayar.

Abu Sayyaf Penggal Sandera Kanada, Ini Penjelasan Militer Filipina

Militer dan Kepolisian Filipina menyatakan belasungkawa kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel yang dilaporkan telah dipenggal oleh kelompok Abu Sayyaf. Militer Filipina memberikan penjelasan singkat tentang upaya mereka dalam menyelamatkan para sandera.
Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) dan Kepolisian Nasional Filipina (PNP) mengeluarkan pernyataan bersama melalui e-mail, pada Selasa (26/4/2016).
“Kami menyampaikan rasa simpati dan belasungkawa kami kepada Pemerintah Kanada dan keluarga John Ridsdel yang meninggal di tangan para bandit ASG (Abu Sayyaf Group),” bunyi pernyataan itu.
”Tidak akan ada pembiaran dalam upaya yang ditentukan oleh sendi militer dan operasi penegakan hukum AFP. Tugaas kelompok PNP menetralisir kelompok tanpa hukum dan menggagalkan ancaman lebih lanjut untuk perdamaian dan keamanan. Kekuatan hukum penuh akan digunakan untuk menyeret para penjahat ke pengadilan,” lanjut pernyataan singkat mereka, seperti dikutip Inquirer.
Ridsdel, bersama dengan rekannya sesama warga Kanada; Robert Hall, warga Norwegia; Kjartan Sekkingstad dan warga Flipina Marites Flor, diculik di Pulau Garden City Samal, Davao del Norte pada bulan September tahun lalu.
Kelompok bandit Abu Sayyaf telah mengunggah video dari para sandera itu dengan mengeluarkan ultimatum terakhir. Bunyinya, pemerintah dari masing-masing sandera diminta menebus 300 juta peso per sandera paling lambat 25 April 2016 pukul 15.00. Jika ultimatum diabaikan, salah satu dari empat sandera itu akan dieksekusi penggal.
Semalam, polisi Filipina mengkonfirmasi penemuan potongan kepala Ridsdel yang dibungkus kantong plastik dan dibuang di sebuah jalan di Kota Jolo. Bungkusan plastik itu dilempar di depan anak-anak yang bermain di pinggir jalan oleh dua pengendara sepeda motor.

Sumber : http://international.sindonews.com/read/1104472/40/militer-filipina-diperintahkan-perang-habis-habisan-lawan-abu-sayyaf-1461749556


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb