TNI AU Belum Setuju Lahannya di Halim Dipakai Proyek KA Cepat - Radar Militer

28 April 2016

TNI AU Belum Setuju Lahannya di Halim Dipakai Proyek KA Cepat

Lanud Halim Perdanakusuma
Lanud Halim Perdanakusuma
Anggota Komisi I DPR RI Charles Honoris mengaku terkejut adanya peristiwa pengamanan tujuh orang pekerja proyek kereta cepat di tepi jalan tol ruas Halim, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2016), oleh Tim Patroli TNI Angkatan Udara.
Menurut Charles, hingga saat ini belum ada kesepakatan terkait proses pembebasan lahan antara pihak TNI AU dengan pihak perusahaan yang menangani proyek tersebut.
"Ini kan sudah kami bawa dalam rapat komisi dengan Panglima TNI yang diwakilkan oleh KSAU. Disampaikan bahwa memang belum ada kesepakatan yang jelas soal pembebasan lahan. Angkatan Udara belum setuju lahan itu dipakai untuk proyek PT Kereta Cepat Indonesia China," ujar Charles saat ditemui di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Rabu (27/4/2016).
Charles mengatakan, peristiwa tersebut menunjukkan buruknya komunikasi antara Angkatan Udara dengan pihak swasta.
Seharusnya, kata Charles, pihak perusahaan tidak berhak untuk melakukan kegiatan apapun di sekitar area Lanud Halim Perdanakusuma sebelum adanya kesepakatan yang jelas. (baca: Menteri Jonan: Pembangunan Kereta Cepat di Halim Belum Ada Izin)
Dia menjelaskan, pengalihan aset lahan AU untuk digunakan sebagai jalur transportasi harus melalui proses pembahasan di komisi I DPR karena menyangkut aset negara.
Saat ini, kata dia, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo bersikap tidak akan melepas lahan tersebut.
"Lahan itu belum disetujui untuk digunakan, tapi perusahaan ini kok begitu ngeyel untuk masuk ke sana," kata dia.
Ke depannya, Charles menginginkan perusahaan swasta tersebut tidak melakukan kegiatan apapun di lokasi Lanud sebelum ada kesepakatan.
TNI AU sebelumnya menangkap 7 pekerja yang memasuki wilayah Pangkalan TNI AU di Halim, tepatnya di tepi jalan tol ruas Halim, Km 3,2, pada Selasa (26/4/2016). Lima diantaranya merupakan warga negara China.
Mereka kini diamankan oleh Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur dengan sangkaan pelangaran keimigrasian lantaran tidak bisa menunjukkan dokumen perjalanan serta izin tinggal.
Mereka yang diamankan berinisial CQ, ZH, XW, WJ, dan GL. Saat diperiksa, CQ hanya memperlihatkan fotokopi paspor. Zh menunjukkan Kitas, sedangkan XW menunjukkan identitas Republik Rakyat China.
Adapun WJ dan GL tidak mampu memperlihatkan dokumen apa pun kepada petugas.

Masuk Area Halim, 7 Pekerja Proyek KA Cepat Ditangkap TNI AU

Tim Patroli TNI Angkatan Udara Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, mengamankan tujuh orang pekerja proyek kereta cepat di tepi jalan tol ruas Halim, Km 3,2, pada Selasa (26/4/2016) sekitar pukul 09.45 WIB.
"Mereka kami amankan karena memasuki area Halim Perdanakusuma dan melakukan pengeboran proyek," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Wieko Syofyan saat dihubungi, Rabu.
Dari tujuh orang itu, lima orang diketahui warga negara asing. Sementara itu, dua lainnya adalah warga negara Indonesia.
Mereka, kata Syofyan, merupakan pekerja PT Geosentral Minning, mitra dari PT Wika yang mengerjakan proyek KA Cepat.
Saat ditanya soal rumor yang beredar bahwa WN asing itu merupakan tentara China, Syofyan mengaku belum mendapatkan informasi detail. Kelima WN asing itu kini diperiksa intensif di Kantor Imigrasi Jakarta Timur.
"Masih diselidiki pihak Imigrasi Jakarta Timur karena mereka enggak bawa identitas, paspor, atau lainnya," ujar dia.
Tentang proyek KA Cepat yang dikerjakan di area TNI AU, kata Syofyan, memang belum ada koordinasi sebelumnya. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan tindakan terhadap pihak yang menerobos wilayahnya.
"Ya, karena belum ada informasi soal proyek itu, makanya kami tangkap karena dia masuk tanpa koordinasi. Tetapi, nanti saja dilihat gimana ke depannya," ujar dia.
5 Pekerja Proyek KA Cepat yang Ditangkap TNI AU adalah WN China
Lima pekerja asing yang diamankan TNI Angkatan Udara di kawasan Halim Perdanakusuma, Jakarta, merupakan warga negara China.
Mereka diamankan setelah memasuki area Pangkalan TNI AU di Halim dan melakukan pengeboran proyek kereta cepat, tepatnya di tepi jalan tol ruas Halim, Km 3,2, pada Selasa (26/4/2016).
Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Imigrasi Heru Santoso Ananta Yudha mengatakan, mereka kini diamankan oleh Imigrasi Kelas 1 Jakarta Timur.
"Diduga pelangaran keimigrasian dengan tidak bisa menunjukkan dokumen perjalanan serta izin tinggal," kata Heru dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/4/2016).
Mereka yang diamankan berinisial CQ, ZH, XW, WJ, dan GL. Saat diperiksa, CQ hanya memperlihatkan fotokopi paspor. Zh menunjukkan Kitas, sedangkan XW menunjukkan identitas Republik Rakyat China.
Adapun WJ dan GL tidak mampu memperlihatkan dokumen apa pun kepada petugas.
Heru menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan, mereka memang bekerja dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Namun, pihaknya merasa perlu mencari informasi lebih detail soal mereka.
Untuk itu, pihak Imigrasi akan bekerja sama dengan TNI AU untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Wieko Syofyan sebelumnya mengatakan, selain lima WNA, pihaknya juga mengamankan dua warga Indonesia.
Mereka, kata Syofyan, merupakan pekerja PT Geosentral Minning, mitra dari PT Wika yang mengerjakan proyek KA cepat.
Tentang proyek KA cepat yang dikerjakan di area TNI AU, kata Syofyan, memang belum ada koordinasi sebelumnya. Oleh sebab itu, pihaknya melakukan tindakan terhadap pihak yang menerobos wilayahnya.
"Ya, karena belum ada informasi soal proyek itu, makanya kami tangkap karena dia masuk tanpa koordinasi. Tetapi, nanti saja dilihat gimana ke depannya," ujar dia.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/04/27/19065061/Komisi.I.TNI.AU.Belum.Setuju.Lahannya.di.Halim.Dipakai.Proyek.KA.Cepat

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb