![]() |
Rudal Presisi Amerika |
Hal itu terungkap dari laporan studi keuangan Guggenheim Securities yang bersumber dari para petinggi Pentagon. Para pejabat senior Pentagon sudah mengeluhkan kondisi itu.
"Masalah ini telah menarik perhatian dari kepemimpinan di dalam Pentagon, yang telah meningkatkan kebutuhan untuk pengiriman PGM lebih cepat seiring (penjualan ke militer asing), di mana sistem membutuhkan reformasi,” demikian laporan studi itu yang dilansir Defense News.
Laporan Guggenheim Securities menyebut permintaan rudal presisi oleh pasukan AS dan sekutu telah menjadi masalah serius.
Permintaan melonjak tajam ketika AS dan sekutunya meluncurkan perang melawan kelompok Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak. Serta permintaan dari Arab Saudi dan sekutu Teluk-nya dalam mendukung Pemerintah Yaman dalam melawan pemberontak Houthi.
”Kebutuhan untuk mengganti amunisi presisi antara NATO dan negara-negara Timur Tengah yang berpartisipasi dalam serangan udara terhadap ISIS (Daesh) di Suriah, Irak, dan Yaman (adalah) tercermin dalam penjualan ke Arab Saudi, Irak, dan Turki untuk menggantikan senjata yang digunakan,” lanjut laporan Guggenheim Securities yang juga dilansir Sputniknews, Sabtu (7/5/2016).
Namun, para pejabat Departemen Pertahanan AS tetap khawatir bahwa rudal presisi yang dikirim tidak akan cukup untuk menggantikan rudal-rudal yang yang sudah digunakan sekutu AS.
Sumber : http://international.sindonews.com/read/1106719/42/perang-di-timur-tengah-membuat-as-krisis-rudal-presisi-1462598109