![]() |
Optik Malam GPNVG-18 |
Mata manusia hanya sepasang. Bagaimana rasanya kalau harus ‘dipaksa’ melihat melalui empat lensa? Ternyata pasukan khusus Amerika Serikat menyukainya. GPNVG-18 buatan Insight Technology menjadi standar baru teropong pandang malam (Night Vision Goggle) untuk USSOCOM.
Sidang pembaca yang budiman pasti langsung dapat mengenali teropong pandang malam yang satu ini bila sudah pernah menyaksikan film Zero Dark Thirty (2012) mengenai operasi Neptune Spear yang berhasil menewaskan dedengkot teror paling terkenal di muka bumi, Osama Bin Laden. Dalam film tersebut, operator dari kesatuan elit SEAL Team Six mengenakan GPNVG-18 (Ground Panoramic Night Vision Goggles-18) dalam operasi raid mereka di Abottabad, Pakistan. Sebagian besar adegan detik-detik penyerbuan dalam film itupun dikisahkan dalam warna hijau khas yang ditemui apabila anda melihat pekatnya malam melalui NVG. Dan rupanya memang tidak hanya dalam film, namun juga dalam kenyataan, SEAL Team Six memang menggunakan GPNVG-18 dalam serbuan tersebut, setidaknya menurut Matt Bissonette, salah satu operator SEAL Team Six yang akhirnya mengakui peranannya dalam Neptune Spear.
GPNVG-18 memang istimewa. Tidak hanya dalam bentuk, tetapi juga soal kemampuan. Teropong malam buatan Divisi L3 dari Insight Technologies tersebut sangat disukai oleh Pentagon. Harganya? US$ 65.000 sebuahnya, setara Rp 910.000.000,- dengan kurs Rupiah yang semakin melemah Rp 14.000. Dengan uang senilai itu, anda bisa membeli sebuah rumah berukuran sedang di pinggiran Jakarta. USSOCOM sudah membelinya dalam 21 kontrak yang berbeda, dengan total nilai pembelian US$12,5 juta, kurang lebih artinya ada 192 sistem ini dalam arsenal SOCOM.
Apa yang membuat GPNVG-18 menjadi begitu mahal? Jawabannya mungkin karena sistemnya yang begitu revolusioner. Teropong pandang malam konvensional biasanya terdiri dari satu lensa tunggal (monokuler) dengan satu atau dua eyepiece untuk mata. Pengembangan teknologi sejauh ini hanya melibatkan image intensifier tube (IIT) yang merupakan inti dari NVG. Image intensifier tube adalah sekumpulan lensa yang dipasang dalam tabung vakum dan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan berbagai tingkat kecerahan cahaya, termasuk memperbesar cahaya yang masuk pada saat kondisi gelap. NVG biasanya dibagi dalam beberapa generasi sesuai dengan kepekaan teknologi IITnya. IIT generasi pertama biasanya terlalu sensitif dan tidak mampu menekan bias cahaya yang sangat intens tiba-tiba seperti kilat atau semburan cahaya tembakan (muzzle flash), yang dapat membutakan mata pengguna. Teknologi yang makin membaik menyebabkan perbaikan antar generasi, dan kini rata-rata NVG di pasaran bahkan yang model komersial sudah menggunakan IIT generasi 3, yang menampilkan kontras yang cukup baik dan tidak melelahkan mata penggunanya.
Permasalahannya kemudian, lensa memiliki bidang pandang (field of view) yang sangat terbatas, antara 25-40o sehingga membatasi kewaspadaan situasi dari operator pasukan khusus. Saat menghadapi sudut ruangan atau titik buta, operator akan sulit melihat lawan yang bersembunyi di sudut kanan atau kiri. Boleh dibilang seorang operator yang mengenakan NVG hanya dapat melihat sudut lurus kedepan saja, sehingga seringkali harus mengangkat teropong pandang malamnya, atau sering menoleh ke kanan dan ke kiri, yang menyebabkan resiko hilangnya bidikan.
Insight Technologies mendobrak kekurangan pada teknologi teropong pandang malam tersebut tidak dengan dua, melainkan empat IIT sekaligus yang dipasang untuk satu set GPNVG-18. Satu GPNVG terdiri dari dua pasang binokular yang masing-masing terdiri dari dua tabung IIT. Dua tabung menghadap lurus ke depan, seperti pada teropong pandang malam konvensional sementara tabung di kanan kiri terpasang menyudut ke arah luar. Pemasangan tabung tengah tersebut memberikan persepsi kedalaman (depth perception) sehingga membantu orientasi, sementara tabung di pinggir meningkatkan cakupan bidang yang dapat dilihat Bidang pandang untuk setiap IIT dalam satu klaster dibuat saling beririsan, sehingga saat digunakan oleh pengguna, ia akan melihat tiga lingkaran bidang pandang yang saling bertindihan (superimpose) dan mencakup bidang pandang 97o. Ini merupakan revolusi teknologi NVG yang belum pernah ada sebelumnya. GPNVG-18 sendiri menggunakan IIT komersial MX-10160 yang masuk kategori Gen3, sama persis seperti NVG ANVIS standar USSOCOM. Pengguna dapat melakukan penggantian sendiri untuk unit IIT, fitur bagus yang dapat memperpanjang usia pakai GPNVG-18. Desain modular ini menambah kemudahan apabila ada perbaikan yang perlu dilakukan di lapangan.
Dengan menggunakan GPNVG-18, seorang operator tak perlu kuatir saat ia harus mengintip melewati sudut, mendobrak masuk ke dalam satu ruangan besar, atau mengambil keputusan cepat berdasarkan informasi pandangan mata yang ia miliki. Yang asik, GPNVG-18 juga terpasang pada sistem rel ANVIS standar, sehingga mudah diayun ke arah atas saat tak digunakan, atau dilepas dari dudukannya dan digunakan sebagai binokular biasa. GPNVG-18 sendiri ditenagai dengan kotak baterai yang terpasang terpisah, dihubungkan dengan kabel ANVIS. Hanya dibutuhkan empat baterai CR123A yang merupakan standar industri dan konsumen, sehingga mudah dicari gantinya. Sekali isi baterai baru, GPNVG-18 dapat dinyalakan selama kurang lebih 30 jam.
Yang sulit dari GPNVG-18 adalah menentukan titik fokus pada NVG ini. Pada NVG tradisional, biasanya disediakan cincin diopter untuk mengatur fokusnya. Pada GPNVG-18, dimana lensa yang menghadap mata juga hampir tumpang tindih layaknya prisma, tidak mungkin pengaturan fokus secara manual. Solusinya akhirnya dilakukan dengan pemasangan lensa diopter dengan jarak yang berbeda sesuai preferensi pengguna. Sebagai akibatnya, satu GPNVG-18 belum tentu dapat digunakan oleh operator yang berbeda di lapangan. Namun kelemahan kecil dari GPNVG-18 ini tak mengurangi keefektifannya di lapangan. Toh terbukti bahwa Neptune Spear berhasil dilancarkan dengan kesuksesan 100% bukan? (Aryo Nugroho)
Sumber : http://indomil.com/