![]() |
Mayjen TNI Johny L Tobing |
Panglima Kodam VI Mulawarman, Mayjen TNI Johny L Tobing, mewanti-wanti prajuritnya yang bertugas di perbatasan untuk disiplin melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, terutama di teritorial negara tetangga (Malaysia).
Jangan sampai terjadi kejadian seperti di Krayan, dimana saat itu Tentara Diraja Malaysia (TDM) bersitegang dengan salah satu petugas polisi sektor Krayan.
"Tentara saya ada juga yang bertugas di Pos Gabungan di Malaysia. Saya sudah wanti-wanti, kamu (tentara) kalau kemana-kemana lapor sama komandan jaga. Jangan seenaknya keluar tanpa permisi, kalau ada apa-apa di wilayah orang mana kita tahu," tegas Johny.
Belakangan diketahui kejadian baku hantam di Krayan dilatarbelakangi tidak disiplinnya oknum (TDM), Minggu (7/8/2016) lalu.
Pasalnya oknum tersebut keluar tanpa seizin komandan jaga di Pos Gabungan Bersama (Gabma) Indonesia-Malaysia di wilayah Indonesia.
"Saya tegaskan tidak ada gesekan antara polisi dan TDM, itu ulah oknum. Oknum yang tidak disiplin, mabuk, kemudian berkelahi," paparnya.
Sebelum insiden baku hantam kala itu, oknum TDM tersebut bertandang ke rumah warga sekitar kemudian diajak menuju sebuah cafe di kawasan Krayan.
Di sana mereka karaoke sambil minum-minum menghabiskan malam, lalu datang warga ditemani petugas Polsek Krayan.
Saat dimintai keterangan oleh petugas kepolisian, terjadi cek cok yang diduga dibumbui pengaruh alkohol cukup tinggi.
Baku hantam tak dapat terelakan malam tersebut. Petugas Polri mendapat 10 jahitan, sementara TDM 14 jahitan, beber Jenderal bintang 2 tersebut baru-baru ini kepada Tribun.
Pada pemberitaan sebelumnya, Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Fajar Setiawan menyatakan peristiwa duel yang melibatkan anggota polisi Polsek Krayan dan personel Tentara Diraja Malaysia (TDM) berujung damai.
Kendati keduanya mengalami luka-luka akibat baku hantam di salah satu cafe di perbatasan Indonesia - Malaysia pada Minggu (7/8/2016) lalu.
"Besoknya setelah malam itu, TDM sudah membuat pernyataan yang intinya damai pokoknya," kata Fajar.
Dijelaskan Fajar kejadian bermula saat jajaran kepolisian melakukan patroli pada saat itu bersama beberapa warga. Dari informasi masyarakat mengatakan ada beberapa TDM yang masuk ke wilayah perbatasan yang notabene merupakan wilayah NKRI.
Berangkat dari sanalah, polisi mendatangi lokasi yang dimaksud. Karena belakangan ini santer terdengar isu penyelundupan narkoba dari negara tetangga tersebut.
Saat didatangi, di meja TDM tersebut sudah ada botol minuman, mereka tengah karaoke saat itu.
"Polisi tentu mempunyai hak untuk curiga, setelah sampai kemudian salah seorang warga menghampiri TDM itu, ditanyalah. Bukan menjawab, malah kena pukul, jadinya ribut. Polisi yang mau melerai juga kena, dan terjadilah," jelas Fajar kepada Tribun. (*)
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2016/08/22/johny-wanti-wanti-prajurit-tni-perbatasan-di-malaysia-ada-apa-ya?page=3
Jangan sampai terjadi kejadian seperti di Krayan, dimana saat itu Tentara Diraja Malaysia (TDM) bersitegang dengan salah satu petugas polisi sektor Krayan.
"Tentara saya ada juga yang bertugas di Pos Gabungan di Malaysia. Saya sudah wanti-wanti, kamu (tentara) kalau kemana-kemana lapor sama komandan jaga. Jangan seenaknya keluar tanpa permisi, kalau ada apa-apa di wilayah orang mana kita tahu," tegas Johny.
Belakangan diketahui kejadian baku hantam di Krayan dilatarbelakangi tidak disiplinnya oknum (TDM), Minggu (7/8/2016) lalu.
Pasalnya oknum tersebut keluar tanpa seizin komandan jaga di Pos Gabungan Bersama (Gabma) Indonesia-Malaysia di wilayah Indonesia.
"Saya tegaskan tidak ada gesekan antara polisi dan TDM, itu ulah oknum. Oknum yang tidak disiplin, mabuk, kemudian berkelahi," paparnya.
Sebelum insiden baku hantam kala itu, oknum TDM tersebut bertandang ke rumah warga sekitar kemudian diajak menuju sebuah cafe di kawasan Krayan.
Di sana mereka karaoke sambil minum-minum menghabiskan malam, lalu datang warga ditemani petugas Polsek Krayan.
Saat dimintai keterangan oleh petugas kepolisian, terjadi cek cok yang diduga dibumbui pengaruh alkohol cukup tinggi.
Baku hantam tak dapat terelakan malam tersebut. Petugas Polri mendapat 10 jahitan, sementara TDM 14 jahitan, beber Jenderal bintang 2 tersebut baru-baru ini kepada Tribun.
Pada pemberitaan sebelumnya, Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Fajar Setiawan menyatakan peristiwa duel yang melibatkan anggota polisi Polsek Krayan dan personel Tentara Diraja Malaysia (TDM) berujung damai.
Kendati keduanya mengalami luka-luka akibat baku hantam di salah satu cafe di perbatasan Indonesia - Malaysia pada Minggu (7/8/2016) lalu.
"Besoknya setelah malam itu, TDM sudah membuat pernyataan yang intinya damai pokoknya," kata Fajar.
Dijelaskan Fajar kejadian bermula saat jajaran kepolisian melakukan patroli pada saat itu bersama beberapa warga. Dari informasi masyarakat mengatakan ada beberapa TDM yang masuk ke wilayah perbatasan yang notabene merupakan wilayah NKRI.
Berangkat dari sanalah, polisi mendatangi lokasi yang dimaksud. Karena belakangan ini santer terdengar isu penyelundupan narkoba dari negara tetangga tersebut.
Saat didatangi, di meja TDM tersebut sudah ada botol minuman, mereka tengah karaoke saat itu.
"Polisi tentu mempunyai hak untuk curiga, setelah sampai kemudian salah seorang warga menghampiri TDM itu, ditanyalah. Bukan menjawab, malah kena pukul, jadinya ribut. Polisi yang mau melerai juga kena, dan terjadilah," jelas Fajar kepada Tribun. (*)
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2016/08/22/johny-wanti-wanti-prajurit-tni-perbatasan-di-malaysia-ada-apa-ya?page=3