![]() |
USS Mason (DDG-87) |
Kapal destroyer Amerika Serikat (AS) USS Mason (DDG-87) jadi sasaran serangan dua rudal yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi Yaman. Kapal USS Mason nyaris tertembak kedua rudal itu saat berada di pantai Yaman.
”USS Mason mendeteksi dua rudal masuk selama 60 menit di Laut Merah di kawasan lepas pantai Yaman. Kedua rudal jatuh ke laut sebelum mencapai kapal,” kata juru bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, Senin (10/10/2016), seperti dikutip Reuters.
”Tidak ada pelaut kami yang cedera dan tidak ada kerusakan pada kapal,” ujarnya. Pentagon belum menentukan siapa pelaku serangan rudal terhadap kapal USS Mason, namun Davis memastikan tembakan rudal dari wilayah yang dikuasai pemberontak Houthi.
Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak bersedia disebut namanya, mengatakan bahwa rudal pertama yang diluncurkan telah memicu counter-measure dari USS Mason. Namun tidak jelas pertahanan macam apa yang membantu menggagalkan perkenaan rudal tersebut.
USS Mason tidak balas menembak, kata pejabat tersebut, menambahkan bahwa insiden tersebut terjadi diutara selat Bab al-Mandab, dilepas pantai utara Yaman.
USS Masonadalah kapal destroyer kelas Arleigh Burke milik Angkatan Laut AS. Diresmikan pada tahun 2003. USS Mason bersama dua kapal lainnya, yaitu USS Nitze (DDG-94) dan USS Ponce (AFSB(I)-15) dikirim ke lepas pantai Yaman menyusul serangan pemberontak Houthi terhadap kapal UEA.
Serangan itu terjadi sehari setelah Gedung Putih mengumumkan segera meninjau ulang dukungan AS untuk koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi. AS meninjau dukungannya, setelah koalisi Arab dituduh meluncurkan serangan rudal terhadap acara pemakaman kelompok Houthi di Sanaa yang menewaskan ratusan orang pada hari Sabtu.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, pada hari Minggu menyatakan keprihatinan yang mendalam atas pengeboman terhadap acara pemakaman tersebut. Kerry menyambut komitmen Deputi Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman untuk memulai penyelidikan menyeluruh atas serangan tersebut.
”Dan mendesak dia untuk mengambil langkah-langkah mendesak untuk memastikan insiden seperti itu tidak terjadi lagi,” bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.
Sumber : http://international.sindonews.com/