![]() |
Jet Tempur Rafale |
Dassault Aviation Perancis akan mensyaratkan pesanan sebanyak 200 jet tempur Rafale untuk mentransfer teknologi ke India, kata CEO Éric Trappier pada pameran Aero India.
Pesanan sebanyak 200 jet akan ideal untuk mentransfer teknologi tinggi yang terkait dengan program Rafale pada tingkatan yang kompetitif, kata Trappier kepada wartawan India. Kami ingin meneruskan pesanan lebih dari 36 pesawat untuk memenuhi kebutuhan proyeksi Angkatan Udara dan Angkatan Laut hingga 200 jet, katanya.
Dassault telah memenangkan pesanan 36 pesawat jet dari Kementerian Pertahanan India dengan pesawat Rafale-nya yang akan diserahkan dalam kondisi siap terbang pada awal 2018. Sebagai bagian dari offset yang terkait dengan proyek ini, Perancis dan Dassault mengadakan diskusi untuk membantu India dalam program advanced medium combat aircraft (AMCA).
Trappier menegaskan bahwa perusahaannya akan mengajukan penawaran untuk kebutuhan pesawat tempur berpangkalan kapal induk Angkatan Laut India, dimana permintaan untuk informasi (request for information - RFI) mengenai hal tersebut telah dikirim ke produsen jet tempur di Eropa Barat, Rusia dan Amerika Serikat.
Ia mengatakan, memiliki satu jenis pesawat untuk memenuhi kebutuhan baik Angkatan Udara dan Angkatan Laut India akan membawa skala ekonomi. Rafale sudah memiliki versi khusus untuk angkatan udara dan angkatan laut dengan tingkat kesamaan (commonality) yang tinggi.
India telah menarik para produsen asing untuk pembuatan jet tempur bermesin tunggal dan bermesin ganda di bawah program 'Make in India' Program. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan dari AU India serta untuk ekspor.
Sementara itu, Dassault dan Reliance grup India mengumumkan peluncuran usaha patungan, Dassault Reliance Aerospace Limited yang akan melaksanakan offset yang terkait dengan proyek Rafale sebesar 50% dari nilai penjualan pesawat (sekitar $ 4,5 miliar) untuk diinvestasikan di India.
Sumber : http://defenseworld.net/