![]() |
A-4E Skyhawk TNI AU |
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Hadi Tjahtanto hari ini (Selasa, 14/3/2017) meresmikan monumen pesawat A-4E Skyhawk di Museum Pusat Sejarah TNI Satria Mandala, Jakarta. Setelah memakan waktu 36 hari proses pengerjaan, akhirnya pesawat McDonnnell Douglas A-4E Skyhawk dengan tail number TT-0438 ini berdiam dengan megah di Museum kebanggan TNI tersebut.
Dalam sambutannya, KSAU mengatakan bahwa di masa pengabdiannya, pesawat tempur ini telah mampu melaksanakan berbagai operasi taktis, strategis maupun pertahanan udara terbatas. Salah satu pesawat legendaris TNI AU ini juga telah melanglang buana dan bekiprah dalam berbagai medan penugasan operasi seperti Operasi Rencong, Operasi Halau, Operasi Tetuko dan Operasi Seroja.
“Dengan diresmikannya monumen ini, kiranya dapat mengisahkan peran dan kiprah perjuangan para penerbang pesawat tempur A-4E Skyhawk di Indonesia. Monumen ini akan menjadi bukti sejarah pengabdian A-4E Skyhawk dan Thunder Family kepada bangsa dan negara yang tak pernah lekang oleh waktu,” tutur KSAU dalam sambutannya.
Menurut mantan Sesmil Presiden Joko Widodo ini, memang acara ini rencanakan TNI AU untuk memberikan suatu penghargaan kepada senior Angkatan Udara yang pernah berjuang di tahun 1980an untuk menerbangkan pesawat A-4E Skyhawk. “Nilai-nilai kejuangan itulah yang akan kita wariskan kepada generasi penerus, sehingga saya memilih lokasi menempatkan pesawat itu di Museum Satria Mandala, di Jakarta,” jelas Hadi kepada para awak media dalam kesempatan yang berbeda.
Dengan adanya monumen tersebut, menurut KSAU, generasi penerus bisa melihat secara langsung pesawat yang pernah diterbangkan dan berkiprah di wilayah udara nasional yang pada saat itu semua dapat dilaksanakan dengan baik dan membanggakan.
Dalam kesempatannya memberikan sambutan, KSAU ke-19 yang juga hadir dalam acara tersebut, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu Dunia. Beliau mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada TNI AU yang telah mengundang mereka untuk turut serta menyaksikan pengabadian pesawat A-4E Skyhawk sebagai koleksi sejarah.
“Pesawat A-4E Skyhawk mulai memperkuat TNI Angkatan Udara pada tahun 1980an, sebagai pesawat tempur generasi ketiga dan tergolong modern pada saat itu. Sejak kedatangannya di indonesia, telah memberikan kesan mendalam bagi TNI Angkatan Udara, terutama seluruh awaknya,” terang Putu.
Menurutnya, kehadiran pesawat A-4E Skyhawk di Indonesia telah memberikan warna baru dalam perjalanan sejarah TNI Angkatan Udara. Melalui monumen tersebut, mantan Gubernur AAU ini berharap akan tersirat berbagai peristiwa masa lalu untuk dipelajari, diambil hikmahnya untuk kepentingan bangsa dan negara, khususnya untuk kemajuan TNI Angkatan Udara.
Kedatangan A-4E Skyhawk ke tanah air pada era tahun 1980an, mengantarkan pesawat ground attack yang terkenal tangguh ini masuk menjadi kekuatan inti di Skadron Udara di Lanud Iswahjudi hingga perpindahannya ke Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin dan Skadron 12 Lanud Roesmin Nurjadin.
Dengan purna tugasnya pesawat A-4E Skyhawk mengawal tanah air ini, gerombolan pesawat Sukhoi Su-27/30 pun mengambil alih tugas mereka. Fery Setiawan
Sumber : http://angkasa.co.id/