![]() |
Ganyang TPN-OPM |
Staf Markas Komando Daerah Militer (Makodam) III Timika Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat - Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Henrik Wanmang mengatakan telah terjadi kontak senjata dengan Kepolisian RI di sekitar mile 66 hingga 68 di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.
“Anggota saya semua di medan, mereka bertempur sekarang,” kata Hendrik Minggu siang, 12 November 2017.
Menurut Hendrik, kontak senjata terjadi di daerah gunung. Daerah ini, kata Hendrik, menjadi salah satu lokasi pos pertahanan dari TPN-OPM. “Masyarakat di bawah (Desa Kimberli dan Banti, Distrik Tembagapura) itu semua aman,” ujarnya.
Hendrik mengatakan bahwa anggota TPN-OPM yang terlibat kontak senjata dengan berjumlah lebih dari 2.000 orang. “Perintah keluar untuk bertempur itu jelas, masing-masing satu sesi dikirimkan untuk bertempur,” ujarnya.
Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Papua Ajun Komisaris Besar Polisi Suryadi Diaz membenarkan informasi tersebut. Menurut dia, kontak senjata terjadi sekitar pukul 14.00 waktu setempat.
Suryadi menyebut bahwa TPN-OPM, oleh kepolisian disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), melakukan penembakan terhadap mobil patroli dari kepolisian. Mobil yang diisi oleh empat personel kepolisian tersebut ditembak dari arah belakang. “Tidak ada korban luka,” ujarnya.
Mobil patroli keempat anggota kepolisian tersebut, kata Suryadi, saat ini telah berada di titik checkpoint di mile 68 Tembagapura. Salah satu areal pertahanan polisi berada di tersebut. “Sedang koordinasi di sana,” ujarnya.
Suryadi juga membenarkan bahwa penembakan terjadi di sekitar mile 66 hingga 68, tepatnya di mile 67, Mimika, Papua. “Mereka memang bagian dari TPN,” kata Suryadi.
OPM Bantah Menyandera 1.300 Warga Mimika Papua
Staf Markas Komando Daerah Militer III Timika Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) Hendrik Wanmang membantah sejumlah keterangan dari polisi soal dugaan penyanderaan di Mimika, Papua.
“Tidak benar ada penyanderaan dan intimidasi,” kata Hendrik saat dihubungi Minggu, 12 November 2017.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan sekitar 1.300 orang di Kampung Kimbely dan Banti, Mimika, disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB). Menurut Tito, kelompok ini telah ada sejak dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Papua pada 2012. Polisi pun mengatakan kelompok tersebut merupakan bagian dari TPN-OPM.
Hendrik mengatakan masyarakat setempat justru beraktivitas seperti biasa. Mereka berkebun, beternak, maupun beribadah ke gereja. “Saya saat ini berada di gunung, dan terus memantau masyarakat di bawah,” ujarnya.
Hendrik menjelaskan, masyarakat di kedua kampung dalam kondisi aman dan bebas keluar-masuk. Hal itu menyanggah pernyataan polisi bahwa kaum laki-laki di kedua kampung dilarang keluar oleh TPN.
Hendrik juga membantah pernyataan kepolisian yang menyebut TPN menghalang-halagi serta mengintimidasi warga sipil untuk melintas ke Tembagapura guna mendapatkan kebutuhan pokok sehari-hari. Menurut Hendrik, warga setempat justru ketakutan pada TNI-Polri.
Hendrik menegaskan, tidak ada anggota TPN yang melakukan penyanderaan di kedua kampung itu. Menurut dia, anggota TPN berada di gunung dan terlibat kontak senjata dengan polisi pada hari ini. TPN, kata Hendrik, tidak melarang adanya bantuan pangan dari Pemerintah Provinsi Papua kepada warga setempat. Namun, TPN tidak mau jika penyaluran bantuan tersebut melibatkan TNI-Polri.
Sumber : https://www.tempo.co/