Teknologi : Senjata Laser untuk Pertempuran Udara Semakin Mendekati Kenyataan - Radar Militer

10 November 2017

Teknologi : Senjata Laser untuk Pertempuran Udara Semakin Mendekati Kenyataan

Ilustrasi
Ilustrasi 

Selama ini, perang udara dilaksanakan dengan mengandalkan rudal udara ke udara, dan sesekali kanon. Membayangkan kalau peperangan di udara antar pesawat tempur dilakukan dengan menembakkan sinar laser yang mematikan rasanya seperti angan belaka yang hanya bisa ditemui dalam film fiksi ilmiah macam Star Wars.
Namun berkat kemajuan yang sangat pesat dalam riset sistem senjata laser, nampaknya angan itu semakin mendekati kenyataan. AD AS telah berhasil mengujicoba sistem senjata laser untuk heli serang AH-64 Apache, begitu pula sistem senjata laser yang bisa menghancurkan pesawat terbang tanpa awak. Tidak mengherankan bila kemudian AU AS menginginkan sistem senjata laser yang bisa ditembakkan dari pesawat tempurnya.
AU AS menggagas konsep senjata laser di pesawat tempur tersebut dalam program SHiELD (Self Protect High Energy Laser Demonstrator) yang dikerjakan keroyokan oleh Lockheed Martin, Boeing, dan Northrop Grumman. Sesuai namanya, sistem senjata ini didesain untuk perlindungan jarak dekat pesawat tempur pembawa dari ancaman rudal anti pesawat atau pesawat tempur lain yang mengajak adu tempur jarak dekat atau dogfight.
Keterlibatan ketiga vendor pertahanan ini dilakukan karena masing-masing punya keahlian berbeda. Sistem penguncian sasaran dan pengarah laser didesain oleh Northrop Grumman, pod pembawa sistem laser dan sistem pendinginnya didesain oleh Boeing, sementara unit penembak lasernya dikembangkan oleh Lockheed Martin. Desain sistem senjata ke dalam bentuk pod akan memudahkan integrasi dengan platform pesawat tempur eksisting, walau tak ada jaminan akan kompatibel dengan pesawat tempur generasi lawas.
Bukan hal yang mudah untuk mendesain sistem laser yang bisa ditembakkan dari platform sekecil pesawat tempur. Bukan hanya ukuran, catu daya yang memasok kelistrikan juga jadi perhatian tersendiri karena terbatas. Target penyelesaian SHiELD pada 2021 mungkin terdengar muluk untuk sebuah sistem senjata yang matang. Pilot pun harus berlatih untuk menguasainya, terutama karena saat ini peperangan udara difokuskan pada kemampuan penghancuran sasaran sebelum dapat saling melihat dengan rudal jarak menengah maupun jauh. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb