Tsar Bomba Rusia dengan Daya Ledak 3.000 Kali yang dijatuhkan AS di Hiroshima - Radar Militer

15 Maret 2019

Tsar Bomba Rusia dengan Daya Ledak 3.000 Kali yang dijatuhkan AS di Hiroshima

Tsar Bomba
Tsar Bomba 

Runtuhnya Perjanjian Intermediate Nuclear Forces (INF) antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia, membuat Tsar Bomba (Bom Tsar) jadi sorotan media. Senjata itu dianggap sebagai rajanya bom nuklir di dunia yang kekuatannya 50 megaton atau 3.000 kalinya dari bom nuklir yang dijatuhkan AS di Hiroshima, Jepang, saat Perang Dunia II.
Perjanjian INF 1987 runtuh setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut secara bertahap hingga enam bulan ke depan. Washington menuduh Moskow melanggar perjanjian pencegah perang nuklir itu. Rusia, di bawah pemerintah Presiden Vladimir Putin, merespons serupa dengan menarik diri dari Perjanjian INF. Moskow membantah melanggar perjanjian dan menuduh balik Washington sebagai pelanggarnya.
The National Interest, majalah militer yang berbasis di AS, dalam artikel online-nya 11 Maret mengulas bom mengerikan yang dimiliki rezim Rusia itu. Dalam radius hingga 50 mil jauhnya, siapa pun yang terkena kilatan senjata nuklir ini akan menerima luka bakar tingkat tiga. Singkatnya, hulu ledak Bom Tsar akan benar-benar menghancurkan seluruh area metropilitan seluas Los Angeles.
Mayor Andrei Durnovtsev, seorang pilot angkatan udara Soviet dan komandan pesawat pembom Tu-95 Bear, memiliki kehormatan dalam sejarah Perang Dingin. Dia pernah menerbangkan pesawat yang menjatuhkan bom berdaya ledak 50 megaton tersebut dalam uji coba.
Selama bertahun-tahun, sejarawan mengidentifikasi banyak nama untuk tes Bom Tsar. Andrei Sakharov, salah satu fisikawan yang membantu mendesainnya, hanya menyebutnya "the Big Bomb (Bom Besar)". Perdana Menteri Soviet Nikita Khrushchev menyebutnya "Kuzka's Mother", sebuah rujukan ke pepatah Rusia kuno yang berarti Anda akan mengajari seseorang dengan keras, pelajaran yang tak terlupakan.
Badan Intelijen Pusat atau CIA Amerika Serikat menjulukinya tes "Joe 111". Tapi nama yang lebih populer lahir dari kebanggaan Rusia dan sangat mengagumi semuanya, yakni Tsar Bomba atau Raja Bom.
"Sejauh yang saya tahu istilah itu tidak muncul sampai setelah berakhirnya Perang Dingin," kata Alex Wellerstein, seorang sejarawan di Stevens Institute of Technology yang juga seorang blogger, kepada War Is Boring. "Sebelum itu hanya disebut bom 50 megaton atau 100 megaton."
"Saya pikir kami membuat lebih banyak Tsar Bomba hari ini daripada kapan pun selain periode langsung di mana ia diuji," ujarnya.
"Orang Amerika suka menunjukkannya sebagai contoh betapa gilanya Perang Dingin, dan betapa gilanya orang-orang Rusia itu," ujar Wellerstein. "Rusia tampaknya bangga karenanya."
Pada 30 Oktober 1961, Durnovtsev dan krunya lepas landas dari lapangan terbang di Semenanjung Kola dan menuju ke area uji coba nuklir Soviet di atas Lingkaran Arktik di Teluk Mityushikha, yang terletak di kepulauan Novaya Zemlya.
Ilmuwan proyek uji coba itu melukis pesawat pembom Bear dan pesawat pengejarnya, Tu-16 Badger, berwarna putih untuk membatasi kerusakan akibat panas dari pulsa termal bom. Setidaknya itulah yang para ilmuwan harapkan dari cat itu.
Bom itu juga memiliki parasut untuk memperlambat kejatuhannya. Tujuannya adalah memberi kesempatan bagi kedua pesawat untuk terbang sekitar 30 mil dari titik nol sebelum bom nuklir itu meledak. Ini sekaligus memberi Durnovtsev dan kawan-kawan kesempatan untuk melarikan diri.
Ketika pesawat mencapai tujuan mereka di ketinggian 34.000 kaki yang telah ditentukan, ia memerintahkan bom dijatuhkan. Parit terbuka, dan bom mulai turun tiga menit ke ketinggian ledakan dua setengah mil di atas bumi.
Kemudian bom mengerikan itu meledak. Bola api selebar lima mil membumbung tinggi di langit seperti pesawat pembom Bear. Gelombang kejut bom itu menyebabkan pesawat Bear turun lebih dari setengah mil di ketinggian sebelum Durnovtsev mendapatkan kembali kendali atas pesawatnya.
Ledakan itu memecahkan jendela lebih dari 500 mil jauhnya. Saksi mata melihat kilatan menembus awan tebal lebih dari 600 mil dari lokasi ledakan.
Awan jamurnya mendidih ke atmosfer sampai 45 mil di atas tanah nol, yang pada dasarnya di batas bawah. Bagian atas awan jamur menyebar hingga lebarnya 60 mil. Denyut panas nuklir itu membakar cat kedua pesawat.
Daya ledak itu pun masih kecil dibandingkan dengan rencana asli Soviet kala itu.
Para perancang awalnya berniat Bom Tsar memiliki daya ledak 100 megaton. Mereka menggunakan konfigurasi bahan bakar kering Teller-Ulam lithium tiga tahap, mirip dengan perangkat termonuklir yang pertama kali ditunjukkan oleh Amerika Serikat selama tembakan Castle Bravo.
Kekhawatiran tentang kejatuhannya mendorong para ilmuwan Rusia untuk menggunakan perusak timbal yang menurunkan daya ledaknya hingga setengah dari kemampuan aslinya. Yang cukup menarik, Bom Tsar adalah salah satu senjata nuklir "terbersih" yang pernah diledakkan, karena desain bomnya menghilangkan 97 persen dari kemungkinan kejatuhan. (Muhaimin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb