Kamis (30/5) kemarin Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat Patrick Michael Shanahan.
Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan hubungan kerja sama bilateral kedua negara dalam bidang pertahanan yang telah terjalin lebih dari setengah abad.
![]() |
Patrick Michael Shanahan |
Seperti penyambutan kepada tamu negara asing lainnya, kunjungan kehormatan Menhan AS ini juga didahului dengan penyambutan oleh Menhan RI melalui upacara jajar kehormatan.
Selanjutnya didampingi delegasi dari kedua negara melaksanakan pertemuan bilateral dengan saling bertukar pandang mengenai hal-hal penting tentang pertahanan.
“Yang kita diskusikan dalam pertemuan tadi adalah masalah peningkatan pertahanan kedua negara. Pertahanan itu tentu untuk menghadapi ancaman-ancaman yang ada. Kedua negara menghadapi ancaman yang sama, itu tadi yang kita bicarakan di dalam,” ungkap Ryamizard di depan awak media.
Ryamizard juga menambahkan adanya beberapa kesamaan dalam cara pandang yaitu kesamaan dalam menilai dan mengantisipasi isu strategis yang berpotensi menjadi ancaman pertahanan dan keamanan bersama di kawasan.
Ancaman itu adalah masalah isu Laut China Selatan. Soal isu ini Indonesia mengadopsi konsep perdamaian dan kerjasama antar negara seperti melakukan patroli bersama, walaupun caranya ada yang berbeda tetapi tujuannya sama yaitu bagaimana Laut China Selatan jadi aman dan bisa dilalui oleh semua kapal di dunia baik di laut maupun di udara. Tentunya patokannya adalah hokum internasional yang berlaku.
"Selanjutnya adalah ancaman terorisme dan radikalisme generasi ketiga, karena generasi pertama yang kita tahu adalah masalah Al Qaeda kemudian ISIS Irak dan Suriah, dan yang terakhir setelah mereka dihancurkan di Timur Tengah lari kemana-mana, di antaranya lari ke Indonesia dan Filipina, nah ini yang kita bahas,” ujar Ryamizard.
Tidak dijelaskan apakah rencana pembelian pesawat tempur F-16 Viper turut dibahas dalam pertemuan bilateral ini. (Trisna Bayu)
Sumber : angkasa.news