Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan berpaling ke tempat lain untuk memperoleh jet tempur jika Amerika Serikat (AS) tidak menjual pesawat jet tempur siluman F-35. Dia juga menegaskan bahwa Ankara mulai mengoperasikan sistem pertahanan rudal S-400 yang dibeli dari Rusia pada April 2020.
![]() |
Su-57 Rusia |
Washington pada pekan lalu mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan sekutu NATO-nya, Turki, dari program F-35. Alasannya, Ankara tidak mengindahkan peringatan Amerika Serikat bahwa akuisisi sistem pertahanan rudal S-400 menjadi ancaman bagi jet tempur generasi kelima produksi Lockheed Martin tersebut.
AS juga mengancam akan menjatuhkan sanksi pada Turki, namun Ankara mengabaikannya.
Berbicara secara terbuka tentang hubungan tegang dengan AS untuk pertama kalinya dalam 11 hari, Erdogan mengatakan pada hari Jumat (26/7/2019) bahwa keputusan Washington untuk mengusir Ankara dari program F-35 tidak akan menghalangi Turki untuk memenuhi kebutuhannya.
"Apakah Anda tidak memberi kami F-35? Oke, permisi, tetapi kami harus sekali lagi mengambil tindakan tentang masalah ini dan kami akan berpaling ke tempat lain," kata Erdogan pada pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)-nya di Ankara.
Presiden Erdogan mengatakan dia telah mengangkat masalah dengan rekannya dari AS, Donald Trump, selama pertemuan mereka di KTT G-20 di Jepang bulan lalu.
Pemimpin Turki itu berharap para pejabat AS akan menggunakan alasan yang masuk akal soal masalah sanksi, dan menambahkan bahwa Turki juga mempertimbangkan ulang soal pembelian pesawat Boeing dari AS.
"Bahkan jika kami tidak mendapatkan F-35, kami membeli 100 pesawat canggih Boeing, perjanjian ditandatangani...Saat ini, salah satu pesawat Boeing telah tiba dan kami melakukan pembayaran, kami adalah pelanggan yang baik," ujarnya.
"Tapi, jika keadaan terus seperti ini, kami harus mempertimbangkan ulang hal ini," paparnya, seperti dikutip Al Jazeera.
Lebih lanjut, Erdogan menegaskan kembali soal jadwal operasional sistem pertahanan rudal S-400. "Pada musim semi mendatang, insya Allah pada bulan April 2020, kami akan dapat mulai menggunakan sistem ini," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo meminta Turki untuk tidak mengoperasikan sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia atau akan dijatuhi sanksi tambahan.
"Mungkin ada lebih banyak sanksi mengikutinya tetapi terus terang apa yang benar-benar kita sukai adalah S-400 tidak dioperasionalkan," kata Pompeo dalam wawancara dengan Bloomberg.
AS telah berulang kali menekan Turki untuk membatalkan kesepakatan pembelian senjata pertahanan Moskow tersebut. Washington bahkan mengancam akan menghukum sekutunya itu berdasarkan Undang-undang Melawan Musuh AS Melalui Sanksi atau CAATSA 2017. (Muhaimin)
Sumber : sindonews.com