India telah menandatangani perjanjian senilai $ 218 juta (INR 1500 crore) dengan Rusia untuk rudal udara-ke-udara Vympel R-27 dalam sebuah pengadaan darurat untuk mempersenjatai armada pesawat tempur Su-30MKI Angkatan Udara India (IAF).
![]() |
Rudal R-27 |
Kontrak untuk rudal jarak menengah hingga jarak jauh menambah nilai pembelian darurat yang dilakukan oleh AU India dalam 50 hari terakhir menjadi hampir $ 1,1 Miliar (INR 7600 crore). Rudal yang baru diperoleh itu kompatibel dengan pesawat tempur MiG-29 India, ANI melaporkan pada hari Senin (29/07).
Dinas Federal Rusia untuk Kerjasama Militer dan Teknis pada hari Selasa (30/07) menegaskan bahwa pihaknya telah menandatangani sebuah "kontrak besar" untuk memasok sekitar 1.000 rudal luncur udara "dari berbagai jenis" ke India. Masih belum jelas apakah kesepakatan untuk 1.000 rudal tersebut juga merujuk pada pembelian R-27, atau apakah juga termasuk jenis senjata lain, termasuk sistem udara ke udara dan udara ke permukaan.
Di bawah mandat darurat yang diberikan kepada militer India, peralatan militer senilai $ 43,6 juta (INR 300 crore) dapat dibeli dalam waktu tiga bulan.
"Sebuah kontrak telah ditandatangani dengan Rusia untuk akuisisi rudal udara-ke-udara R-27 yang akan dipasang pada armada pesawat tempur Su-30MKI IAF," narasumber pemerintah India seperti dikutip oleh ANI pada hari Selasa.
Rudal Rusia dengan jangkauan yang jauh akan memberikan kemampuan tambahan bagi Su-30MKI untuk menghancurkan pesawat musuh dalam jarak jauh, kata mereka.
Rudal telah diperoleh di bawah proyek 10-I yang mengamanatkan tiga kedinasan militer India untuk mempertahankan sistem senjata penting dan suku cadangnya untuk periode minimum yang ditentukan, yang dikenal sebagai War Wastage Reserve (WWR).
Rudal udara-ke-udara R-27T, R-27R, dan R-27P jarak menengah dirancang untuk menghancurkan sasaran udara (pesawat terbang, helikopter, dll.), siang atau malam hari, dan dari sudut manapun. R-27 dirancang untuk mencapai sasaran pada ketinggian 20 meter hingga 25 km pada kecepatan sasaran hingga 3.500 km/jam.(Angga Saja-TSM)
Sumber : defenseworld.net