Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan dua buah rudal bertepatan dengan dimulainya latihan militer bersama Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS). Pemimpin Korut, Kim Jong-un, menyatakan peluncuran rudal-rudal tersebut mengirim pesan yang sangat memadai atas latihan militer gabungan tersebut.
Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan pernyataan itu dikeluarkan Kim Jong-un saat menginspeksi peluncuran peluru kendali taktis jenis baru milik negara tertutup itu. Ini adalah peluncuran rudal keempat yang dilakukan Korut dalam 12 hari terakhir.
![]() |
Kim Jong-un |
KCNA melaporkan Kim Jong-un telah menyaksikan peluncuran, yang secara langsung memverifikasi kapasitas perang dari persenjataan baru Korut.
"Dengan peluncuran yang dilakukan secara memuaskan, Kim Jong-un mencatat bahwa tindakan militer tersebut akan menjadi kesempatan untuk mengirim peringatan yang memadai kepada latihan militer bersama yang sekarang sedang dilakukan oleh AS dan otoritas Korea Selatan," tulis KCNA yang dikutip Al Jazeera, Rabu (7/8/2019).
AS dan Korsel tetap menggelar latihan bersama meskipun mendapatkan peringatan dari Pyongyang yang menilai latihan itu akan membahayakan negosiasi nuklir antara AS dan Korut.
Pada hari Selasa, Pyongyang menembakkan dua proyektil yang dianggap sebagai rudal balistik jarak pendek ke laut. Hal itu dikatakan oleh Kepala Staf Gabungan Korsel.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu mengecilkan peluncuran rudal Korut, menyebut mereka "sangat standar", sambil menambahkan bahwa Kim Jong-un tidak ingin mengecewakannya.
Trump dan Kim Jong-un mengadakan pertemuan puncak bersejarah di Singapura tahun lalu, di mana Korut membuat janji yang tidak jelas tentang denuklirisasi.
KTT kedua di Hanoi Februari ini pecah di tengah-tengah ketidaksepakatan mengenai bantuan sanksi dan apa yang mungkin diserahkan Pyongyang sebagai imbalan.
Keduanya sepakat untuk melanjutkan pembicaraan nuklir selama pertemuan dadakan pada Juni lalu di Zona Demiliterisasi yang membagi Semenanjung Korea, tetapi dialog tingkat kerja belum dimulai.
Analis mengatakan manuver militer di kedua belah pihak dapat mendorng diskusi sampai musim gugur, dan Pyongyang memberi isyarat pada hari Selasa bahwa tidak berminat untuk berbicara.
Korut menyebut latihan militer tersebut sebagai pelanggaran yang mencolok dari proses diplomatik antara Pyongyang, Washington dan Seoul.
Pyongyang selalu marah dengan latihan militer antara Korsel dan AS, memandangnya sebagai latihan untuk invasi. Namun di masa lalu, Korut cenderung untuk menghindari melakukan tes rudal saat latihan perang berlangsung.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton mengatakan latihan terakhir adalah konsisten dengan kemitraan yang dimiliki AS dengan Korsel.
"Korea Utara terus melanjutkan latihannya tanpa henti. Jadi, seharusnya mereka tidak usah banyak mengeluh," katanya kepada acara televisi Fox and Friends.(Berlianto)
Sumber : https://international.sindonews.com