Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan 12 jet tempur F-35B dan peralatan terkait kepada Singapura dengan perkiraan biaya US$ 2,75 miliar atau Rp 37,8 triliun.
Persetujuan dari Deplu AS ini akan diteruskan dan menunggu persetujuan dari Kongres, meurut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) pada Jumat, seperti dilaporkan Reuters, 10 Januari 2020.
![]() |
Jet Tempur Siluman F-35B |
"Departemen Luar Negeri telah membuat keputusan menyetujui kemungkinan penjualan militer asing ke Singapura hingga dua belas F-35B...pesawat dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya US$ 2,75 miliar," kata DSCA, menambahkan pihaknya telah memberi tahu Kongres kemungkinan penjualan.
DSCA mengatakan penjualan akan melibatkan peralatan dari Lockheed dan pembuat mesin Pratt and Whitney. Varian F-35B dari jet ini dapat lepas landas dalam jarak pendek dan pendaratan vertikal, fitur yang dianggap Singapura cocok untuk daratan mereka yang sempit.
Kementerian pertahanan Singapura mengatakan syarat pembelian resmi akan dinegosiasikan setelah persetujuan dari Kongres.
Kementerian Pertahanan Singapura pertama kali mengumumkan niatnya untuk menambahkan F-35 ke armada angkatan udaranya pada Januari tahun lalu, setelah menilai F-35 sebagai pengganti yang paling cocok untuk armada F-16 yang menua, menurut Channel News Asia.
Pada bulan Maret 2019, Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen mengungkapkan bahwa Singapura pertama-tama akan membeli empat jet untuk pengujian lengkap, dengan opsi delapan lainnya.
Masalah keselamatan F-35 diragukan setelah Jepang kehilangan salah satu pilotnya April lalu, setelah jet tempur F-35 jatuh di Samudera Pasifik. Angkatan udara Jepang mengatakan disorientasi spasial kemungkinan menjadi penyebab insiden itu.
Namun pada wawancara Juni, Ng Eng Hen tetap menyatakan keyakinannya bahwa gangguan akan diperbaiki sebelum F-35 dikirim ke Singapura.
Pentagon pada bulan Oktober mengumumkan harga jet F-35 untuk tiga tahun ke depan akan turun sebesar 13%. Ini adalah langkah Pentagon untuk mendorong negara-negara lain agar tertarik membeli pesawat.
Jet ini menghasilkan sekitar 25% dari pendapatan tahunan Lockheed.
Dengan anggaran pertahanan terbesar di Asia Tenggara, Singapura mulai berinvestasi dalam teknologi baru dan meningkatkan peralatan tempurnya.
Singapura, yang akan mengadakan pemilihan dalam beberapa bulan, menyisihkan sekitar 30% dari total pengeluarannya untuk pertahanan, keamanan dan diplomasi dalam anggaran tahunan 2019.
Sumber : https://tempo.co