radarmiliter.com - Utusan Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Suriah, James Jeffrey mengatakan, masih ada perpecahan di Washington mengenai apakah akan mendukung Turki atau tidak dalam perang di Suriah. Perpecahan ini karena keputusan Turki membeli S-400 Rusia.
Pertempuran di Idlib telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir ketika pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia melakukan operasi untuk merebut kembali benteng pertahanan pemberontak terakhir di negara itu.
![]() |
Sistem Pertahanan Udara S-400 |
Turki, yang mendukung pemberontak yang memerangi Presiden Suriah, Bashar al-Assad, telah melancarkan serangan balasan dan meminta dukungan negara-negara NATO, termasuk permintaan ke AS untuk menggunakan sistem pertahanan rudal Patriot.
Namun, Washington dan Ankara berselisih soal pembelian sistem rudal Rusia oleh Turki, yang menurut Washington tidak kompatibel dengan pertahanan NATO dan mungkin membahayakan jet tempur siluman F-35 miliknya.
Berbicara di Istanbul, Jeffrey menuturkan bahwa Washington telah menawarkan bantuan kemanusiaan dan berbagi informasi dengan Turki. Tetapi, dia mengatakan bahwa para pejabat AS terpecah untuk adanya dukungan lebih lanjut kepada Ankara, karena pembelian S-400.
"Tidak ada suara bulat di Washington tentang apa yang harus dilakukan dan seberapa cepat untuk melakukannya. Ini masih ditinjau. Masalah S-400 menjadi masalah yang sangat serius bagi Kongres AS dan untuk pembentukan pertahanan kita," ucap Jeffrey, seperti dilansir Reuters pada Kamis (5/3/2020).
Dia lalu mengatakan, Turki dan AS sedang mencari cara untuk mengatasi masalah S-400. Dirinya menegaskan bahwa AS menekan NATO dan Eropa untuk kontribusi signifikan terhadap upaya di Idlib.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk Ankara, David Satterfield mengatakan Washington telah menerima permintaan Turki untuk penggunaan sistem Patriot dan bahwa Washington sedang mengevaluasinya dalam konteks S-400. (Victor Maulana)(RM)
Sumber : https://www.sindonews.com/