radarmiliter.com - Angkatan Udara Nigeria akan menerima pengiriman jet tempur JF-17 Thunder pada November 2020, menurut Kepala Staf Angkatan Udara Nigeria, Air Marshal Sadique Abubakar.
Air Marshal Sadique Abubakar mengatakan bahwa selama empat setengah tahun terakhir, pemerintah Nigeria memfasilitasi peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal jumlah pesawat yang tersedia untuk operasi udara, menjadikan aircraft serviceability rate dari 35% pada Juli 2015 menjadi 82% pada Februari 2020. AU Nigeria sedang dalam proses pengadaan pesawat tempur JF-17 Thunder dan pesawat serang ringan A-29 Super Tucano. JF-17 dijadwalkan tiba di Nigeria pada bulan November 2020, sedangkan Super Tucano direncanakan akan resmi masuk kedinasan pada tahun 2022.
![]() |
Pesawat Tempur JF-17 |
Nigeria memesan tiga pesawat JF-17, tetapi kemungkinan dapat memesan tambahan dari Pakistan untuk mengganti atau menambah armada F-7Ni-nya- sepertiga dari 15 pesawat F-7Ni/ FT-7Ni-nya rusak dalam kecelakaan. Nigeria juga membeli pesawat latih Super Mushshak dari Pakistan. AU Nigeria pada awal bulan ini menerima tiga pesawat baru, yaitu dua helikopter AW109 bersenjata dari Leonardo Italia dan satu Mi-171 dari Rusia. Pembelian Mi-171 berikutnya telah direncanakan, bersama dengan dua AW109 tambahan (hingga saat ini, empat AW109 telah diserahkan kepada AU Nigeria terus membesar armadanya).
PAC JF-17 Thunder, atau CAC FC-1 Xiaolong, adalah pesawat tempur multi-role ringan, bermesin tunggal, dan dikembangkan bersama oleh Pakistan Aeronautical Complex (PAC) dan Chengdu Aircraft Corporation (CAC) Tiongkok. Pesawat itu dirancang untuk menggantikan pesawat tempur A-5C, F-7P/PG, Mirage III, dan Mirage V pada Angkatan Udara Pakistan. JF-17 dapat digunakan untuk berbagai peran, termasuk intersepsi, serang darat, anti-kapal, dan pengintaian udara. Pengkodean "JF-17" oleh Pakistan adalah kependekan dari "Joint Fighter-17", sedangkan pengkodean dan nama "FC-1 Xiaolong" oleh Tiongkok berarti "Fighter China-1 Fierce Dragon".
JF-17 dapat menggunakan berbagai persenjataan, termasuk rudal udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan, dan meriam otomatis 23mm GSh-23-2 twin-barrel. Ditenagai oleh mesin afterburning turbofan Guizhou WS-13 atau Klimov RD-93, pesawat memiliki kecepatan tertinggi Mach 1,8. JF-17 akan menjadi tulang punggung Angkatan Udara Pakistan, melengkapi pesawat tempur General Dynamics F-16 Fighting Falcon dengan biaya setengahnya. AU Pakistan meluncurkan skuadron JF-17 pertamanya pada Februari 2010. Pada 2015 Pakistan menghasilkan 16 JF-17. Pada 2016, Pakistan diyakini memiliki kapasitas untuk memproduksi 25 pesawat JF-17 per tahun. 58% dari airframe adalah buatan Pakistan dan 42%-nya berasal Tiongkok/Rusia.(Angga Saja-TSM)
Sumber : airrecognition.com