radarmiliter.com - Versi modifikasi dari jet tempur stealth pertama Tiongkok, J-20, telah secara resmi memasuki produksi massal, dengan peningkatan yang menjadikannya sebagai jet tempur generasi kelima, menurut narasumber militer yang mengetahui proyek tersebut.
Momen tersebut ditandai pada penampilan seremonial jet tempur stealth J-20B yang dimodifikasi pada hari Rabu (08/07) yang dihadiri oleh banyak pemimpin militer senior Tiongkok termasuk wakil ketua Komisi Militer Pusat (CMC) Jenderal Zhang Youxia, kata sumber itu.
Zhang adalah wakil ketua CMC peringkat kedua dan bertanggung jawab atas pengembangan senjata untuk Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok.
![]() |
Pesawat Stealth J-20 |
"Produksi massal J-20B dimulai pada hari Rabu. Pesawat ini akhirnya menjadi jet tempur stealth yang lengkap, dengan kelincahannya yang memenuhi kriteria awal," kata narasumber itu. "Perubahan paling signifikan pada jet tempur itu adalah sekarang pesawat dilengkapi dengan thrust vector control."
Thrust vector control (TVC) memungkinkan pilot mengendalikan pesawat dengan lebih baik dengan mengarahkan semburan dorongan (thrust) mesin jet.
Pada tahun 2018, Tiongkok memulai debutnya dengan pesawat tempur multirole J-10C - dilengkapi dengan mesin Taihang WS-10 - di pertunjukan udara Tiongkok di Zhuhai, memamerkan kinerja pesawat tersebut yang menunjukkan bahwa Tiongkok telah berhasil dalam teknologi mesin jet.
Meskipun teknologi TVC telah diterapkan pada pesawat tempur stealth itu, J-20B masih akan menggunakan mesin Saturn AL-31 Rusia karena masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan pada mesin WS-15 Tiongkok, kata sumber itu.
Insinyur Tiongkok telah mengembangkan mesin turbofan WS-15 berkekuatan tinggi untuk J-20, tetapi pengerjaan mesin itu tidak terlambat dari jadwal.
"Mesin buatan Tiongkok yang dirancang untuk J-20 masih gagal memenuhi persyaratan, tetapi pengembangannya berjalan cukup lancar, dan mungkin siap dalam satu atau dua tahun ke depan," kata narasumber itu.
"Tujuan utamanya adalah untuk mentenagai jet tempur J-20B dengan mesin domestik."
Tiongkok diperkirakan telah membangun sekitar 50 pesawat J-20 pada akhir 2019, tetapi masalah dengan mesin jet menunda rencana produksi lebih lanjut.
Sementara itu, pabrik perakitan Fort Worth Lockheed Martin di Texas telah mengirimkan 134 pesawat tempur stealth F-35 pada tahun 2019, lebih banyak tiga unit dari targetnya semula dan 47% lebih banyak dari produksinya pada tahun 2018, menurut perusahaan.
Batch J-20 pertama Tiongkok mulai beroperasi pada tahun 2017, ketika AS memutuskan untuk mengerahkan lebih dari 100 F-35 ke Jepang dan Korea Selatan tahun itu.
J-20 dimaksudkan untuk menjadi jet tempur generasi kelima yang setara dengan Lockheed F-22 Raptor dan pesawat tempur multi-role F-35 Lightning.
Pesawat tempur generasi kelima ditentukan oleh teknologi stealth, kecepatan jelajah supersonik, super manoeuvrability dan avionik yang terintegrasi.
Tetapi versi awal J-20 digambarkan oleh media Barat sebagai "pesawat interseptor khusus" karena pesawat tersebut kurang lincah.
"Peluncuran J-20B berarti pesawat ini sekarang adalah jet tempur generasi kelima yang sebenarnya," kata sumber militer itu, seraya menambahkan bahwa Chengdu Aerospace Corporation (CAC), yang memproduksi J-20, telah menerima "banyak pesanan" dari PLA.
CAC membangun lini produksi keempat-nya pada 2019, masing-masing dengan kapasitas untuk membuat sekitar satu J-20 tiap bulannya.(Angga Saja-TSM)
Sumber : businessinsider.com